dieng.org menyajikan lebih dari 1985 koleksi original foto/gambar tentang wisata Dieng Plateau, Jawa Tengah Indonesia.
Dieng merupakan dataran tinggi (2.000 mdpl) terluas di Dunia setelah Nepal. Letaknya di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing sekitar 26 km dari pusat Kota Wonosobo, secara administratif berada di daerah perbatasan Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah. Suhu udara Dieng berkisar 12—21°C di siang hari dan 5-9°C di malam hari. Pada musim kemarau (bulan Juli – September), suhu udara dapat mencapai -4°C di pagi hari (Lihat foto).
Daftar Isi
- Profil Dieng
- Kawasan Dieng
- Gunung di Dieng
- Kalender Event
- Flora dan Fauna
- Geotermal
- Sejarah Aktivitas Vulkanik
- Arkeologi
- Legenda dan Cerita Rakyat
- Kuliner Khas
- Seni dan Budaya
- Pemandangan Alam
- Pertanian dan Hasil Bumi
- Isu Lingkungan
- Fakta Unik
- Informasi Perjalanan
- Gallery Foto
- Kategori Foto
- Revisi
- Data Referensi
- Daftar Tautan
- Kontributor
Profil Dieng
Profil | Keterangan |
---|---|
Etimologi | Nama Dieng berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “di” yang berarti tempat, dan “hyang” yang berarti dewa pencipta. Secara keseluruhan Dieng dapat diartikan sebagai tempat bersemayamnya para dewa. |
Luas wilayah | Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kab Wonosobo (282 Ha) dan Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kab. Banjarnegara (338 Ha) | Letak Geografis | 4°37’ – 5°15’ Lintang Selatan, 106°32’ – 106°52’ Bujur Timur. | Letak Astronomi | 7,20° Lintang Selatan dan 109,92° Bujur Timur. |
Pembagian administratif | Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar Kab. Wonosobo dan Dieng Kulon, Kecamatan Batur Kab. Banjarnegara. |
Batas Wilayah | Sebelah utara : Kabupaten Kendal, Barat Laut : Kabupaten Pekalongan, Barat : Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. |
Propinsi | Jawa Tengah |
Potensi | Pertanian (Kentang, Kubis, Wortel, Carica, Purwaceng dan Bawang-bawangan) Pariwisata (obyek wisata alam & Sejarah : Telaga, Kawah, Candi) dan Peternakan. |
Suhu udara | Rata-rata 12—21°C di siang hari dan 5-9°C di malam hari. Pada musim kemarau (bulan Juli – September), suhu udara dapat mencapai -4°C di pagi hari |
Jumlah penduduk | 42.739 jiwa (Th 2011) Sumber data : LMDH Alam Lestari |
Julukan | Negeri diatas awan |
Obyek wisata terkenal | Telaga Warna, Kawah Sikidang, Candi Arjuna, Sunrise Sikunir, Telaga Menjer, Museum Kailasa, Telaga Pengilon, Sumur Jalatunda, Telaga Cebong, Telaga Merdada, Dieng Plateau Theater. |
Geologi | Dieng Plateau merupakan kawasan vulkanik aktif (gunung api raksasa) yang terbentuk dari kawah gunung berapi yang telah mati. Bentuk kawah ini terlihat jelas dari dataran yang dikelilingi oleh gugusan pegunungan disekitarnya. Meskipun gunung api ini telah berabad-abad mati, beberapa kawah vulkanik masih aktif hingga sekarang. Di antaranya adalah Kawah Sileri dan Kawah Sikidang. Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang ada di Dieng, seperti : Telaga Warna, Telaga Pengilon, Telaga Merdada, Telaga Dringo, Telaga Nila dan Telaga Cebong yang terletak di Desa Sembungan. |
Situs Website | dieng.org |
Kawasan Dieng
Berdasarkan Pergub No. 5 Tahun 2009 tentang pengendalian lingkungan hidup, kawasan Dieng terletak pada koordinat 109° 41’ 00’’ sampai dengan 109° 58’ 00’’ Bujur Timur dan 07° 09’ 30’’ sampai dengan 07° 17’ 00’’ Lintang Selatan, yang meliputi 6 (enam) Kabupaten, 18 (delapan belas) Kecamatan dan 109 (seratus sembilan) Desa. Berikut tabel daftar nama Desa di kawasan Dieng (Pergub No. 5 Tahun 2009).
Kabupaten | Nama Kecamatan dan Desa |
---|---|
Wonosobo | Kecamatan Kejajar 16 Desa (Dieng, Patakbanteng, Jojogan, Parikesit, Tieng, Sureng gede, Igirmranak, Kejajar, Serang, Sembungan, Sikunang, Kreo, Buntu, Tambi, Sigedang dan Campursari), Kecamatan Garung 6 Desa (Tlogo, Maron, Menjer, Larangan Lor, Desa Mlandi, Desa Tegalsari), Kecamatan Mojotengah 2 Desa (Slukatan, Deroduwur), Kecamatan Watumalang 3 Desa (Mutisari, Krinjing, Kalidesel). |
Banjarnegara | Kecamatan Batur 8 Desa (Dieng Kulon, Bakal, Karang Tengah, Kepakisan, Pekasiran, Pesurenan, Sumberrejo, Batur), Kecamatan Wanayasa 7 Desa (Penanggungan, Legoksayem, Kasimpar, Jatilawang, Wanareja, Tempuran, Balun), Kecamatan Kalibening 3 Desa (Kasinoman, Plorengan, Sirukem), Kecamatan Pejawaran 7 Desa (Gembol, Condongcampur, Ratamba, Sidengok, Penusupan, Grogol, Semangkung). |
Temanggung | Kecamatan Tretep 5 Desa (Tempelsari, Campurejo, Bonjor, Nglarangan, Sigedong), Kecamatan Wonoboyo 5 Desa (Rejosari, Wates, Cemoro, Tawangsari, Purwosari). |
Kendal | Kecamatan Sukorejo 4 Desa (Bringinsari, Purwosari, Ngargosari, Genting Gunung), Kecamatan Plantungan 3 Desa (Kediten, Blumah, Tlogopayung). |
Batang | Kecamatan Bawang (Gunungsari, Kalirejo, Kebaturan, Jambangan, Deles,
Pranten), Kecamatan Reban 5 Desa (Mojotengah, Pacet, Cablikan,
Ngroto, Ngadirejo), Kecamatan Blado 6 Desa (Gerlang, Kembanglangit,
Kalitengah, Bismo, Gondang, Keteleng), Kecamatan Bandar 4 Desa
(Tombo, Tumbrep, Wonomerto, Wonodadi), Kecamatan Wonotunggal 2 Desa (Silurah, Sodong). |
Pekalongan | Kecamatan Petungkriyono 9 Desa (Tlogohendro, Simego, Gumelem, Yosorejo, Kayupuring, Tlogopakis, Curug muncar, Kasimpar, Songgodadi). |
Gunung di Dieng
Gunung | Ketinggian |
---|---|
Gunung Prau | 2.566 mdpl |
Gunung Sindoro | 3.136 mdpl |
Gunung Petarangan | 2.135 mdpl |
Gunung Pangamun-amun | 2.135 mdpl |
Gunung Gajah mungkur | 2.241 mdpl |
Gunung Pager Kandang/Sipandu | 2.241 mdpl |
Gunung Abang/Sawangan | 2.239 mdpl |
Gunung Jimat | 2.213 mdpl |
Gunung Patak Banteng | 2.578 mdpl |
Gunung Igir Matamanuk | 2.205 mdpl |
Gunung Igir Banteng | 2.198 mdpl |
Gunung Watu Sumbul | 2.154 mdpl |
Gunung Paku Wojo | 2.395 mdpl |
Gunung Seroja | 2.275 mdpl |
Gunung Sidede | 2.231 mdpl |
Gunung Bisma | 2.365 mdpl |
Gunung Nagasari | 2.365 mdpl |
Gunung Pangonan | 2.308 mdpl |
Gunung Sikunir | 2.463 mdpl |
Kalender Event
Menyajikan berbagai event/acara menarik disekitar Dieng, silahkan kunjungi halaman : Event
Flora dan Fauna
Daftar Flora dan Fauna endemik (Tumbuh-tumbuhan dan binatang) yang ada di kawasan dataran tinggi Dieng (Sebagian besar sudah punah).
Flora | Fauna |
---|---|
Pitrem, Sukma, Carica, Purwaceng, Anggrek Hutan, Anggrek Simbar, Kina, Besaran, Cemara Gunung, Accasia Decuren, Kayu Putih, Waru Gunung, Kebek, Pasang, Celing, Tutuk, Benda, Dadap Ayam, Dadap Srep, Beringin, Lo, Ipik, Beringin Karet, Anggrong, Bambu Petung, Bambu Wolong, Bambu Cendani, Bambu Gencole, Bambu Cendani, Suren, Jemitri, Jarak, Kemaduan, Riwono, Parijata, Ciplukan, Ucen Kebo, Ketepeng, Mranak, Markisa, Kuntet, Sadan, Purwa, Tengsek, kematus, Peteng, krangean, Kemini, Tanganan, Suruhan, Aren, Wisnu, Jirek, Salam, Dempul, Lamtoro, Sepatu Dia, Sengon Jawa, Jeruk buah besar, Jambu air, Nangka, Bambu Wuluh, Klepu, Sambel liler, Bambu Manis, Jirek krenyes, Wuru jempinang, Wuru gedobos, Mlela, Sadan, Ganyong, Boros, Kantong semar. | Lutung Jawa, Elang jawa, Burung Decu, Sigung Jawa, Owa Jawa, Elang bido, Puyuh, Macan kumbang, Rusa, Kucing Hutan, Ayam Hutan Hijau. |
Geotermal
Dieng menyimpan kekayaan alam berupa energi panas bumi yang dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Lokasi energi panas bumi Dieng terletak di dua kecamatan yakni kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara dan Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo yang memiliki luas area 107.351.995 ha. Pengembangan penyelidikan panas bumi Dieng dilakukan pada masa pemerintahan Hindia Bellanda pada tahun 1918. Pada tahun 1964/1965 UNESCO menetapkan Dieng sebagai sumber panas bumi yang memiliki prospek sangat bagus di Indonesia. Sumur panas bumi di bor hingga kedalaman antara 1500 m-2000 m dan cadangan uap panas bumi yang tersedia sekitar 280-340 MW.
Sejarah Aktivitas Vulkanik
Aktivitas vulkanik di Dieng: Tahun 2013, 2011, 2009, 2005, 1993, 1986, 1981, 1979, 1964, 1956, 1954, 1953, 1952?, 1944, 1943, 1939, 1928, 1883-84, 1847, 1826, 1825, 1786, 1776, 1375.
Tahun | Sejarah Aktivitas Vulkanik |
---|---|
1939 | Erupsi freatik (13 Oktober – 3 November). Retakan membentuk lereng dan menghasilkan pancaran lumpur. |
1944 | (4 Desember). Hujan abu dan lumpur terjadi di desa Kepakisan, Sekalem, Sidolok, Pagerkandang, Djawera, dan Kepakisan-lor hingga gelap pekat. Akibat letusan 59 orang tewas, 38 orang luka (sebagian luka bakar), dan 55 orang menghilang. |
1979 | (20 Februari) Kawah Sinila mengeluarkan gas karbondioksida dan Hidrogen Sulfida (H2S). 149 orang tewas dan 17 ribu penduduk dievakuasi dari enam desa di sekitar kawah Sinila. |
1992 | (18 Maret) gas beracun menewaskan satu orang di sekitar sungai yang terletak 200 meter sebelah barat Kawah Sikidang. |
2009 | (16 Januari) Kawah Sibanteng meningkat statusnya menjadi waspada. (1 – 19 September) terdapat dua gempa vulkanik. Sedangkan pada (20 – 23 September), terdapat setidaknya satu gempa vulkanik, dan satu gempa vulkanik lagi pada (24 September) dan pada tanggal (26 – 27 September) Erupsi freatik terjadi di Kawah Sileri. | 2011 | (23 Mei) Kenaikan status dari Normal (level I) ke Waspada (level II). Kemudian pada tanggal (29 Mei 2011) status dinaikan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III). | 2013 | (11 Maret) Kawah Timbang dinaikkan status dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II). |
Arkeologi
Candi di Dieng merupakan candi Hindu tertua di Pulau Jawa, yang dibangun pada tahun 809 M pada masa wangsa Sanjaya. Candi Dieng dibagi dalam lima kelompok, diantaranya adalah :
Kelompok | Nama Candi |
---|---|
1 | Candi Dwarawati dan Candi Parikesit. |
2 | Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, Candi Sembadra, dan Candi Semar. |
3 | Candi Sentyaki, Candi Petruk, Candi Antareja, Candi Gareng, Candi Nakula Sadewa dan Candi Gatotkaca. |
4 | Candi Bima. |
5 | Candi Magersari, Candi Pandu, dan Candi Abiyasa. |
Legenda dan Cerita Rakyat
Legenda | Intisari |
---|---|
Legenda Kawah Sikidang |
Legenda terjadinya Kawah Sikidang Dieng dilatarbelakangi oleh kisah cinta antara Ratu Shinta Dewi seorang putri cantik dan Raja Kidang Garungan seorang raja yang berbadan manusia berkepala hewan kijang. Cerita ini berawal dari Raja Kidang Garungan yang hendak mengikuti sayembara untuk meminang Ratu Shinta Dewi akan tetapi Ratu Shinta Dewi mengelak pinangan dari Raja Kidang Garungan karena memiliki bagian tubuh yang tidak wajar yaitu dengan kepala Kijang. Pengkhianatan itu terjadi ketika sang ratu memberikan syarat kepada sang raja yakni membuat sumur yang sangat dalam akan tetapi Ratu Shinta Dewi dan tentaranya berbuat curang menimbun Raja Kidang Garungan ke dalam sumur. Saat itulah sang raja tertimbun di dalam tanah dan tidak bisa keluar dan dalam kemarahannya sang raja mengeluarkan kesaktiannya sehingga terjadi ledakan yang berbentuk kawah. Berulang kali sang raja mencoba untuk keluar dilokasi yang berbeda dan seolah tampak seperti jejak hewan kidang/kijang melompat kesana kemari. Oleh karena itu kawah ini dinamakan Kawah Sikidang (Sikijang). |
Legenda Telaga Warna dan Pengilon |
Legenda terjadinya Telaga Warna dan Telaga Pengilon Dieng berawal dari kegalauan seorang ratu terkenal yang memiliki putri berparas cantik yang akan di pinang oleh dua kasatria tampan. Kemudian sang ratu mengadakan sayembara untuk kedua kasatria tersebut membuat telaga yaitu Telaga Menjer dan Telaga Pengilon. Sayembara ini akan menetapkan bahwa siapa lebih cepat menyelesaikan pembuatan telaga dialah pemenangnya dan akan menjadi suami sang putri ratu. Akhirnya kasatria pertama menyelesaikan lebih dini pembuatan Telaga Menjer. Kemudian dialah yang menang dan langsung bisa meminang sang putri. Suatu hari mereka berkunjung ke Dieng dan pandangan mereka langsung menuju ke Telaga Pengilon ternyata pembuatnya adalah kasatria ke dua yang kalah perlombaan. Saat itulah sang ratu berganti pikiran untuk menggantikan kasatria kedua yang menjadi menantunya. Ada beberapa alasan mengapa sang Ratu berubah pikiran. Telaga Menjer sebuah karya kasatria pertama memiliki air beriak/bergelombang itu menandakan pembuatnya. Sedangkan Telaga Pengilon buatan kasatria ke dua airnya jernih, berkilau-kilau, tenang, penuh kedamaian yang menandakan si pembuatnya memiliki sifat baik. Karena sangat terkesan dengan Telaga Pengilon maka sang Ratu dan Putri mandi di telaga tersebut, kemudian pakaian sang ratu dan sang putri yang berwarna-warni jatuh ke telaga yang lain. Saat itulah air telaga berubah warna lalu terciptalah Telaga Warna akibat hanyutnya pakaian Sang Ratu dan Sang Putri ke dalam air telaga. |
Legenda Telaga Menjer |
Diceritakan dahulu kala ada dua gadis lenyap seketika ke dalam lubang sumur raksasa berbentuk kerucut seperti kukusan seluas 70 ha kemudian di beri nama Telaga Menjer. Cerita ini berawal dari dua gadis ini sedang mengumpulkan sayur di ladang dan tiba-tiba ada seekor kepiting besar mendekati mereka. Salah satu gadis mendekati kepiting dan mengusapnya. Seketika itu kepiting langsung hilang dan ditempat mereka berdiri menjadi lubang besar menganga sehingga membawa kedua gadis ini tenggelam. Mereka berdua telah lalai atas wejangan dari orang tuanya yaitu apabila mereka menemuai sesuatu yang asing atau janggal janganlah mengganggu atau mengusiknya dan harus cepat-cepat meninggalkan tempat tersebut. |
Legenda Kawah Sileri |
Dikisahkan hiduplah seorang nenek ahli sihir yang berusaha memperdalam ilmunya dengan cara mendaki gunung dengan membawa leri yaitu air cucian beras di tempurang tiba-tiba nenek tersebut terpeleset dan tumpahan air leri tersebut menjadi kawah-kawah kecil dan banyak jumlahnya. Karena air kawahnya putih seperti leri kemudian disebut Kawah Sileri. |
Legenda Telaga Merdada & Dringo |
Legenda ini berawal dari 2 orang putra Resi Gautama bernama Guwarso dan Guwarsi dan seorang putri bernama Dewi Anjani sedang berebut Cupu Manik Astagina yaitu semacam cangkir milik dewa. Adapun keistimewaan Cupu Manik tersebut bila dibuka tutup bagian bawah akan terlihat sesuatu kejadian di dunia sedangkan di bagian tutupnya akan terlihat segala sesuatu kejadian di Sorga Loka. Resi Gautama sangatlah geram melihat tiga putra dan putrinya saling berebut kemudaian dilemparkah Cupu Manik tersebut di udara yang menyebabkan bagian atas dan bagian bawah Cupu Manik terpisah. Bagian atas Cupu Manik namanya Dringo jatuh di darat menjadi telaga yang disebut Telaga Dringo dan Cupu Manik bagian bawah namanya Merdada jatuh di tempat lain dan jadilah sebuah telaga yang dinamakan Telaga Merdada. |
Kuliner Khas
Kuliner Khas | Deskripsi Singkat |
---|---|
Carica | Carica adalah sejenis pepaya, di Indonesia hanya tumbuh di Pegunungan Dieng. Oleh masyarakat setempat buah carica diolah menjadi manisan yang memiliki tekstur kenyal dan rasa asam manis. |
Purwaceng | Purwaceng (Pimpinella Fruacan) adalah gingseng Dieng yang diolah menjadi minimuman berkhasiat untuk menambah stamina. |
Mie Ongklok | Mie Ongklok adalah kuliner khas yang paling terkenal di kota Wonosobo. Mie ongklok terbuat dari : Mie kuning, daun kol, daun kucai, aneka bumbu rempah serta saus kacang. Mie ini disajikan dengan sate sapi dan memiliki rasa gurih manis. |
Tempe Kemul | Tempe Kemul adalah kudapan khas yang terbuat dari tempe, tepung, daun kucai serta bumbu rempah yang digoreng kering. |
Kacang Dieng | Kacang Dieng adalah sejenis kacang polong bentuknya mirip buncis, hanya saja memiki biji kacang yang lebih besar. Kacang Dieng sering disebut juga Kacang Babi. Kacang ini diolah dengan cara digoreng dan dibumbui dengan aneka rasa. |
Seni dan Budaya
Dieng Plateau memiliki peradaban yang tinggi dan tua dalam hal seni dan budaya lokal. Salah satunya adalah upacara ruwatan cukur rambut gembel/gimbal sebagai tolak balak Anak-anak pegunungan Dieng, sedangkan dalam bidang kesenian Dieng Plateau memiliki berbagai jenis tarian khas, seperti : Tari Topeng Lengger dan Tari Rampak Yakso.
Pemandangan Alam
Pemandangan alam merupakan daya tarik luar biasa yang ada di Dieng, beberapa lokasi terkenal yang biasa dikunjungi wisatawan antara lain : Batu Pandang, Bukit Sidengkeng, Padang Savana, Telaga Dringo, Bukit Teletubbies di Puncak Prau dan Gardu Pandang.
Pertanian dan Hasil Bumi
Sebagai daerah pegunungan, Dieng Plateau memiliki berbagai potensi unggulan dalam bidang pertanian, salah satunya adalah kentang sebagai komoditas utama (Tercatat Dieng sebagai penghasil kentang terbesar di Indonesia), jenis sayuran lainnya yang banyak ditemukan di Dieng, seperti : Wortel, Bawang-bawangan, Kubis dan Carica yang diolah menjadi manisan carica.
Isu Lingkungan
Pada akhir tahun 1970-an tanaman kentang mulai berkembang pesat di pegunungan Dieng, akibatnya terjadi eksploitasi lahan besar-besaran yang mengalih fungsikan hutan rakyat menjadi ladang pertanian. Akhirnya erosi dan sedimentasi terjadi peningkatan yang sangat tinggi.
Fakta Unik
13 Fakta unik di Dieng.
- Dieng merupakan dataran tinggi terluas di Dunia setelah Nepal.
- Secara unik banyak anak-anak pegunungan Dieng berambut gimbal, yang tumbuh secara alami.
- Pada musim kemarau suhu udara di Dieng saat pagi hari bisa mencapai titik beku. Tercatat pada bulan Agustus 2014 pagi hari suhu udara mencapai -4°C.
- Carica dan Purwaceng merupakan tubuhan endemik, di Indonesia hanya tumbuh di pegunungan Dieng. Keduanya merupakan iconya kuliner Dieng yang digemari pelancong.
- Dieng merupakan daerah penghasil kentang terbesar di Indonesia.
- Kumpulan Candi di Dieng merupakan candi Hindu tertua di pulau Jawa yang dibangun pada abad ke VIII.
- Dieng memiliki tempat terbaik untuk menyaksikan sunrise.
- Hulu Sungai Serayu berasal dari mata air Bima Lukar yang terdapat di pegunungan Dieng.
- Dieng adalah wilayah vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa. Kawah-kawah kepundan banyak dijumpai di sana.
- Dieng memiliki lingkungan alam yang unik, khas dan beragam diantaranya adalah (Kawah, Telaga, Alam Pegunungan dan Mata Air).
- Gunung Prau yang terletak di Dieng menjadi gunung terpopuler di Jawa Tengah, oleh para pendaki Gunung ini mendapat julukan, “Puncak Seribu Bukit”.
- Adanya Danau vulkanik di Dieng, yang paling terkenal adalah Telaga Warna.
- Dua kali Kesempatan melihat matahari terbit di Dieng (Golden Sunrise di Gardu Pandang Tieng dan Silver Sunrise di Komplek Candi Arjuna).
Informasi Perjalanan
Dieng Plateau merupakan tujuan wisata andalan di Jawa Tengah yang menawarkan wahana wisata alam, petualang dan peninggalan purbakala. Daya tarik luar biasa ini menjadi magnet bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Tercatat sejak permulaan abad ke-20 sudah banyak wisatawan berkunjung dan berwisata ke Dieng Plateau, terutama bangsa Belanda. Baca : Panduan Wisata Dieng untuk mendapatkan informasi penting panduan perjalanan ke Dieng.
Penginapan Dieng (Hotel dan Homestay)
Sebagai daerah wisata, masyarakat Dieng Plateau menyediakan penginapan berupa homestay (rumah-rumah penduduk yang dijadikan penginapan) dan Hotel bintang maupun melati yang terletak di jantung Kota Wonosobo. Pada tahun 2012 jumlah penginapan (homestay Dieng) sekitar 88 buah, homestay di Sembungan sejumlah 8 buah, Hotel di Wonosobo sejumlah (2 hotel bintang) dan (7 hotel melati).
Cara mudah menuju Dieng adalah melalui Kota Wonosobo (26 km) kearah utara dan alat transportasi yang digunakan menggunakan micro bus jurusan (Wonosobo-Dieng-Batur) turun di Dieng. Berikut ini merupakan daftar jalur utama dan alternatif menuju Dieng dari berbagai kota di Jawa Tengah dan DIY.
Kota | Rute |
---|---|
Banjarnegara | Banjarnegara – Karangkobar – Wanayasa – Batur – Dieng. (Jarak = 46 km). |
Pantura Batang | Batang – Wonotunggal – Bandar – Kambangan – Gerlang – Batur – Dieng. |
Pantura Pekalongan | Pekalongan – Kajen – Paninggaran – Karangkobar – Wanayasa – Batur – Dieng. |
Purwokerto | Purwokerto – Purbalingga – Banjarnegara – Wonosobo – Dieng. (Jarak = 93 km). |
Semarang | Semarang – Ungaran – Ambarawa – Secang – Temanggung – Parakan – Wonosobo – Dieng. (Jarak = 119 km). |
Yogyakarta | Yogyakarta/Jogja – Magelang – Temanggung – Parakan – Wonosobo – Dieng (Jalur alternatif melalui : Silento). (Jarak = 107 km). |
Surakarta | Surakarta – Boyolali – Salatiga – Ambarawa – Secang – Temanggung – Parakan – Wonosobo – Dieng (Jalur alternatif melalui : Kopeng). (Jarak = 141 km). |
Alat transportasi yang digunakan : Kendaraan pribadi, Travel, Bus.
Alamat dan Nomor Telepon Penting
Lembanga / Instansi | Alamat & Nomor Telepon |
---|---|
Polres Wonosobo | Alamat: Jl. Bhayangkara, Kec. Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56315, Indonesia Telepon: (0286) 321076. |
RSUD KRT Setjonegoro (RSUD Wonosobo) | JL. Rumah Sakit, No. 1, Wonosobo, Telepon: (0286) 321091. |
RS Islam Wonosobo | JL Mayjen Bambang Sugeng Km 3, Mendolo, Wonosobo 56317 Telepon: (0286) 322961. |
UPTD Pemadam Kebakaran Wonosobo | JL. Bentengsari, No. 10, Wonosobo, 56311, Telepon: (0286) 325605. |
Update data : 14 Agustus 2015
Harga Tiket Obyek Wisata Dieng
Informasi harga retribusi / tiket masuk obyek wisata Dieng.
Obyek Wisata Dieng | Dalam Negeri | Asing |
---|---|---|
Telaga Warna | Rp. 5.000 – Rp. 7.500 | Rp. 100.000 – Rp. 150.000 |
Candi Arjuna dan Kawah Sikidang | Rp. 10.000 | Rp. 25.000 |
Masuk kawasan Kalianget | Rp. 2.000 | – |
Mandi di Kalianget (15 menit) | Rp. 5.000 – Rp. 7.500 | – |
Tiket masuk Lembah Dieng | Rp. 2.000 | – |
Dieng Plateau Theater | Rp. 4.000 | – |
Bukit Sikunir | Rp. 5.000 | – |
Hutan Wisata Sembungan/ Air Terjun | Rp. 5.000 | – |
Bima Lukar dan Kawasan Dieng | Rp. 8.000 | – |
Petak 9 Dieng | Rp. 6.000 | – |
Batu Pandang | Rp. 10.000 | – |
Museum Kailasa | Rp. 5.000 | – |
Pendakian G. Prau via Patak Banteng | Rp. 10.000 | – |
Pendakian G. Prau via Kalilembu | Rp. 10.000 | – |
Pendakian G. Prau via Dieng | Rp. 10.000 | – |
Pendakian G. Prau via Igirmranak | Rp. 10.000 | – |
Candi Bima | Rp. 5.000 | – |
Sumur Jalatunda | Rp. 5.000 | – |
Dieng Water Park | Rp. 20.000 | – |
Telaga Menjer | Rp. 3.000 | – |
Kawah Sileri | Rp. 5.000 | – |
Kawah Candradimuka | Rp. 5.000 | – |
Telaga Merdada | Rp. 5.000 | – |
Parkir Sepeda Motor | Rp. 2.000 – Rp. 5.000 | – |
Mobil | Rp. 5.000 – Rp. 10.000 | – |
Update harga tiket obyek wisata Dieng (Agustus 2015)
Paket Wisata Dieng
Paket wisata Dieng adalah sebuah rencana kegiatan wisata ke Dieng yang diselenggarakan oleh biro / agen perjalanan wisata. Paket tour Dieng mencakup (hotel/homestay, transportasi, aktivitas tour, tiket, dan fasilitas penunjang lainnya). Paket perjalanan wisata ke Dieng menjawab tantangan akses transportasi dan kebutuhan akomodasi yang selama ini dibutuhkan wisatawan. Biasanya agen wisata memberikan itinerary untuk gambaran perjalanan dari awal hingga akhir. Selengkapnya : Paket Wisata Dieng
Gallery Foto
dieng.org menyajikan lebih dari 1985 koleksi original gambar / foto tentang wisata Dieng Plateau, Jawa Tengah.
Kategori Foto
Landscape Dieng | Villages in Dieng Plateau | Human Interest | Golden Sunrise | Wonosobo | Portrait | Arkeologi
Revisi
- Revisi 1 tanggal 13 Agustus 2015 Artikel rintisan
- Revisi 2 tanggal 14 Agustus 2015 Penambahan menu
- Revisi 3 tanggal 16 Agustus 2015 (Kawasan Dieng)
- Revisi 4 tanggal 17 Agustus 2015 (Flora dan Fauna)
Data Referensi
- L Agus Tjugianto. DIENG PLATEAU.
- Jajang Agus Sonjaya. Presentasi.
- John Seach. Dieng Volcano, Indonesia (www.volcanolive.com/dieng.html)
- Kantor Pariwisata & Kebudayaan Kab. Wonosobo – Boolet, Brosur, dll.
- Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kab. Banjarnegara – Boolet, Brosur, dll.
- Dieng highlands, Central Java Joanne Doornewaard, Dept. Of physical planning and rural development, agricultural Universitas Wageningen 1991.
- Panduan wisata Dieng, DIENG plaTOUR 2013.
- Eyang Rusmanto, Juru kunci Gunung Dieng.
- Serat Paraden Dieng.
- TKPD (Tim Kerja Pemulihan Dieng).
Daftar Tautan
- http://www.wonosobokab.go.id/ (Situs website resmi Kabupaten Wonosobo).
- http://banjarnegarakab.go.id/ (Situs web resmi Kabupaten Banjarnegara).
- http://candi.perpusnas.go.id/ (Perpustakaan nasional RI).
Kontributor
Arif Sairul Hasan | Bellinda | Angga S Mahendra | Nur Khalimah | Ade Lang Lang HariMurti | Tafrihan | Purbadjati | Nurul Mubin | Afinda Ratih P | Ken Ayu Kirana
Bantu kami untuk melengkapi dan menyempurnakan data di laman ini.